Sabtu, 28 Februari 2015

Proses Membuat Ekstrak Kulit Manggis Skala Laboratorium

A.    NAMA PRAKTIKUM
Nama Praktikum Kopetensi Melaksanakan Proses Ekstraksi ini adalah “EKSTRAKSI KULIT MANGGIS”


B.     TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum Ekstraksi Kulit Manggis ini, peserta didik dapat :
1.      Melakukan proses Ekstraksi (Maserasi) Kulit manggis.
2.      Menghitung randemen hasil proses Ekstraksi Maserasi Kulit Manggis.


C.    DASAR TEORI
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan zat dari campuran berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, pelarut berupa air ataupelarutorganik. Istilah Ekstraksi meserasi berasal dari bahasa latin macerare yang artinya “merendam”. meserasi adalah mencari zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama waktu tertentu pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya, cairan penyari masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Proses difusi berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antar larutan. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan dan Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.


Buah manggis berbentuk bulat atau pipih dengan diameter 3,5-8 cm. Berat buah bervariasi sekitar 75-150 gram, tergantung pada umur pohon dan letak geografisnya. Kulit buah buah manggis, berwarna keunguan dan mengandung cairan kuning yang rasanya pahit. Buah yang telah matang kulitnya akan berwarna ungu. Bila dibelah kulit sebelah dalam akan berwarna merah lembayung. Daging buah manggis diperkirakan 1/3 dari total bobot buah. Tiap buah terdiri dari 4-8 segmen aril dengan 1-2 segmen yang lebih besar karena mengandung biji apomiksis.

Senyawa fenolik adalah senyawa yang memiliki satu atau lebih gugus hidroksil yang menempel di cincin aromatic. Alpha-mangostin merupakan contoh senyawa golongan fenolik yang diisolasi dari buah manggis.  Kulit buah manggis kaya akan pektin, tanin, zat warna hitam, dan zat antibiotik  xanthone


Alpha-mangostin adalah  senyawa utama yang terdapat pada kulit manggis yang memiliki kerangka struktur senyawa golongan xanthon. Kandungan alpha-mangostin pada kulit buah manggis bersifat sebagai antibakteri. Alfa-mangostin memiliki aktivitas antioksidan dan penangkal radikal bebas,

Studi fitokimia menunjukkan bahwa senyawa antioksidan dalam Kulit Manggis, terutama xanthone, antosianin dan kelompok senyawa fenolik lainnya memiliki sifat fungsional dan manfaat untuk kesehatan seperti antidiabetes, antikanker, antiinflamasi, meningkatkan kekebalan tubuh, antibakteri, antifungi, antiplasmodial, dan sebagainya Khasiat dan manfaatnya  yaitu berkhasiat mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri, nyeri urat, sembelit, dan mengatasi haid yang tidak teratur. Di samping itu dapat juga digunakan sebagai peluruh dahak dan obat sakit gigi .

D. ALAT DAN BAHAN
ALAT
BAHAN
- Blender
- Pipet Volume
- Kulit Buah Manggis
- Botol 500 mL
- Pro Pipet
- n- Hexan
- Gelas Piala 100 mL
- Magnetic Stirer
- Etil Asetat
- Kertas Saring
- Corong
- Neraca Top Pan
- Spatula
- Erlenmeyer




E.  LANGKAH KERJA
1.      Dihaluskan kulit buah manggis yang sudah kering sampai berbentuk bubuk
2.      Ditimbang 75 gram bubuk kulit manggis.
3.      Dimasukan bubuk kulit manggis kedalam botol
4.      Dimaserasi menggunakan n-heksan selama 3 hari
5.      Diganti pelarut maserasi menggunakan etil asetat selama 3 hari pula
6.      Dipisahkan dan disaring maserat kulit manggis kedalam gelas piala
7.      Dimasukan magnetic stirrer kedalam gelas piala
8.      Dihidupkan magnetic stirrer sampai maserat kental
9.      Ditimbang massa maserat yang dikentalkan
10.  Ditimbang massa gelas piala
11.  Dihitung randemen hasilnya. 

F.     DATA PENGAMATAN
NO
LANGKAH KERJA
DATA PENGAMATAN
1
Dihaluskan kulit buah manggis yang sudah kering sampai berbentuk bubuk
Bubuk berwarna coklat cerah dan beraroma simplisia (jamu)
2
Ditimbang 75 gram bubuk kulit manggis.
Bubuk Kulit manggis ditimbang dalam gelas piala
3
Dimasukan bubuk kulit manggis kedalam botol
Bubuk kulit manggis dimasukan melalui corong dan terdapat sisa yang menutupi corong
4
Dimaserasi menggunakan n-heksan selama 3 hari
Bubuk kulit manggis yang menutupi corong larut dalam n-hexan dan setelah 3 hari campuran berwarna coklat kekuningan (lemak)
5
Diganti pelarut maserasi menggunakan etil asetat selama 3 hari pula
Maserat dari n-hexan disaring dan dimaserasi menggunakan etil asetat dan setelah 3 hari endapan berwarna coklat pekat
6
Dipisahkan dan disaring maserat kulit manggis kedalam gelas piala
Filtrat yang diperoleh berwujud cair berwarna coklat yang encer
7
Dimasukan magnetic stirrer kedalam gelas piala
Magnetic stirrer berbentuk seperti kapsul
8
Dihidupkan magnetic stirrer sampai maserat kental
Magnetic stirrer berputar sampai campuran kental dan n-hexan menguap (rekristalisasi)
9
Ditimbang massa maserat yang dikentalkan
Didapatkan massa maserat + gelas piala sebersar 101,166 gram
10
Ditimbang massa gelas piala
Massa gelas piala adalah 99,92 gram
11
Dihitung randemen hasilnya.
Didapatkan rendemen hasil sebanyak 2,32 %

G.    GAMBAR KERJA
Terlampir gambar kerja Praktikum ekstraksi kulit manggis.

H.    PERHITUNGAN
Randemen hasil =
Randemen hasil =
Randemen hasil =
Randemen hasil = 0,0232 x 100 %
Randemen hasil = 2,32 %

I.       PEMBAHASAN
Dalam praktikum ekstraksi kulit manggis (maserasi) terdapat beberapa pembahasan diantaranya :
1.      Dalam konsep kerja setelah proses rekristalisasi kulit manggis seharusnya ditambah n-hexan kemudian diuapkan dan ditambah etil asetat sampai terbentuk 2 lapisan yang didalamnya terdapat amorf tidak dilakukan karena proses memerlukan waktu yang lama dan hasil yang sedikit sehingga kulit manggis yang mengental dianggap ekstrak kulit manggis yang mengandung alfa mangostin.
2.      Massa manggis 75 gram menghasilkan ekstrak yang sedikit, sehingga kurang maksimal dalam proses ekstraksi. massa kulit manggis yang diekstrak seharusnya ± 100 gram untuk hasil yang lebih banyak

J.      KESIMPULAN
Proses Ekstraksi Kulit manggis (maserasi) memperoleh hasil dalam bentuk endapan berwarna coklat dengan randemen hasil 2,32 % dengan lama proses 1 minggu (7 hari)






Guru Pembimbing,


Dra Endang Retnowati / Dra Endang D. K.

Depok, 18 September 2014
Praktikan


Affnittya Activilia




Praktikum Membuat Ekstrak Minyak Kemiri

I.      TUJUAN
Peserta didik dapat melaksanakan proses ekstraksi kemiri menggunakan soxhlet

II.    DASAR TEORI
Ekstraksi merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk memisahkan dua zat atau komponen dalam suatu bahan. Ekstraksi biasanya digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan beda kelarutan antara satu zat dengan zat lain. Ekstraksi yang dilakukan  dengan pemisahan menggunakan alat sokhletasi memiliki kelebihan yaitu pelarut yang digunakan sedikit dan keefisienan  dari pelarut tersebut tinggi. Yang menjadi kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan pada senyawa yang titik didihnya rendah.
Sokhletasi merupakan proses pemisahan ( ekstrak padatan ) suatu bahan alam dengan palarut organik yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode ini digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak. Pada tahapan prosesnya, teknik sokhletasi ini hampir sama dengan partisi cair-cair, namun yang membedakannya adalah cara pemisahannya. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut organik. Setelah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dengan dihitung presentase kadar sampelnya.
Kemiri (Aleurites moluccana) adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan antarnegara dikenal sebagaicandleberry, Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat.


III.   ALAT DAN BAHAN
ALAT :
BAHAN :
·      Soxhlet
·      Heat-mantle
·      Labu didih
·      Gelas kimia
·      Waterbath
·      Lumpang dan alu porselen
·      Kertas saring
·      Batu didih
·      Selang
·      Picnometer
·      Kapas
·      Hot plate
·      Pipet tetes


·      Kemiri
·      n-heksan
·      Air kran


IV.  LANGKAH KERJA
1.      Dirangkai soxhlet.
2.      Kemiri ditumbuk hingga menjadi serpihan-serpihan halus, kemudian ditimbang sebanyak 100 gram.
3.      Disiapkan kertas saring untuk membungkus serpihan kemiri tersebut dan digulung. Bagian bawah ditutup / disumbat dengan kapas kemudian serpihan kemiri dimasukkan kedalam kertas saring dan bagian atas ditutup dengan kapas. Lalu bagian atas dan bawah kertas saring ditekuk sehingga serpihan kemiri dapat terbungkus dengan rapat.
4.      Bungkusan kemiri dimasukkan ke dalam soxhlet yang telah dirangkai. Saat memasukkan bungkusan, diusahakan masih terdapat rongga dalam soxhlet agar sirkulasi pelarut tidak terganggu.
5.      Dimasukkan pelarut n-heksan ke dalam labu didih dengan volume ± 2 kali volume soxhlet, kemudian dimasukkan batu didih ke dalam labu tersebut.
6.      Pemanas dihidupkan. Tunggu hingga terjadi proses refluks dan dibiarkan hingga mencapai 13 kali putaran (refluks).
7.      Setelah 13 kali refluks, kemudian pemanas dimatikan. Ditunggu hingga panas dari pemanas dan soxhlet berkurang. Kemudian lepas rangkaian soxhlet, diambil labu didih yang berisi pelarut bercampur minyak kemiri, lalu dinginkan labu didih dengan waterbath berisi air.
8.      Setelah dingin, seluruh isi labu didih dituangkan ke dalam gelas kimia dan diambil batu didihnya. Kemudian gelas kimia dipanaskan dengan hot plate agar seluruh pelarutnya dapat menguap sehingga yang tersisa hanyalah minyak kemiri.
9.      Setelah seluruh pelarutnya menguap, hot plate dimatikan. Gelas kimia yang berisi minyak kemiri tersebut kemudian didinginkan dengan waterbath berisi air.
10.  Jika sudah dingin, ditimbang massa gelas kimia yang berisi minyak kemiri tersebut. Untuk mengetahui massa minyak kemiri, pindahkan minyak kemiri ke wadah lain, dan ditimbang kembali massa gelas kimia yang telah kosong.


V.   TABEL PENGAMATAN
NO.
LANGKAH KERJA
PENGAMATAN
1.
Kemiri ditumbuk hingga halus dan ditimbang sebanyak 100 gram.
Serpihan kemiri berwarna kekuningan.
2.
Serpihan kemiri di bungkus dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam soxhlet.
Bungkusan kemiri tidak melebihi dan menutupi batas soxhlet.
3.
Dimasukkan pelarut n-heksan ke dalam labu didih dengan volume ± 2 kali volume soxhlet, kemudian dimasukkan batu didih ke dalam labu tersebut.

n-heksan tidak berwarna. Batu didih sebanyak 3 buah.
4.
Pemanas dihidupkan. Tunggu hingga terjadi proses refluks dan dibiarkan hingga mencapai 13 kali putaran (refluks).

Semakin banyak perputaran warna n-heksan berubah menjadi agak kekuningan.
5.
Setelah 13 kali refluks, kemudian pemanas dimatikan. Ditunggu hingga panas dari pemanas dan soxhlet berkurang. Kemudian lepas rangkaian soxhlet, diambil labu didih yang berisi pelarut bercampur minyak kemiri, lalu dinginkan labu didih dengan waterbath berisi air.

Larutan n-heksan bercampur minyak kemiri berwarna bening kekuningan.
6.
Setelah dingin, seluruh isi labu didih dituangkan ke dalam gelas kimia dan diambil batu didihnya. Kemudian gelas kimia dipanaskan dengan hot plate agar seluruh pelarutnya dapat menguap sehingga yang tersisa hanyalah minyak kemiri.

n-heksan menguap. Minyak kemiri menjadi lebih pekat.
7.
Setelah seluruh pelarutnya menguap, hot plate dimatikan. Gelas kimia yang berisi minyak kemiri tersebut kemudian didinginkan dengan waterbath berisi air.

Terjadi penurunan suhu minyak kemiri
8.
Jika sudah dingin, ditimbang massa gelas kimia yang berisi minyak kemiri tersebut
Massa gelas kimia= 94,74 gr
Massa minyak kemiri = 50,16 gr



VI.    PERHITUNGAN (TERLAMPIR
Massa minyak        = massa gelas kimia isi- massa gelas kimia kosong
                               = 144,9 gram – 94,74 gram
                               = 50,16 gram

         = 0,912

VII.   GAMBAR KERJA (TERLAMPIR)


VIII. PEMBAHASAN
Dalam praktikum tersebut terdapat beberapa hal yang perlu dibahas, antara lain :
1.      Saat menumbuk kemiri, terdapat sedikit minyak kemiri yang menempel di permukaan lumpang dan alu porselen, dan saat dimasukkan ke dalam gelas kimia, juga terdapat sedikit minyak kemiri yang menempel di dinding gelas kimia.
2.      Saat memasukkan serpihan kemiri ke dalam kertas saring, terdapat serpihan kemiri yang berceceran dimana-mana. Hal itu menyebabkan massa serpihan kemiri yang dimasukkan ke dalam kertas saring berkurang.
3.      Saat proses refluks sedang berlangsung, menjelang refluks yang ke-8 tiba-tiba permukaan pelarut yang ada di dalam labu didih menjadi tenang dan selang waktu beberapa detik kemudian pelarut naik dan menyembur dari atas pendingin liebig. Hal itu kemungkinan disebabkan karena tekanan panas yang terhambat karena telah adanya minyak kemiri yang bercampur dengan pelarut dan juga karena pengaturan suhu yang tinggi. Hal tersebut menjadikan proses ektraksi tidak berjalan dengan lancar.


IX.      KESIMPULAN
Dari praktikum diatas siswa dapat melakukan ekstraksi minyak kemiri dengan metode soxhletasi dengan massa kemiri 100 gram dan dihasilkan masa minyak kemiri 50,16 gram.

X.        DAFTAR PUSTAKA
1.      http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiri
2.      http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/04/ekstraksi-dengan-alat-soklet.html

Yogyakarta, 18 September 2014