Sabtu, 28 Februari 2015

Praktikum Membuat Ekstrak Minyak Kemiri

I.      TUJUAN
Peserta didik dapat melaksanakan proses ekstraksi kemiri menggunakan soxhlet

II.    DASAR TEORI
Ekstraksi merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk memisahkan dua zat atau komponen dalam suatu bahan. Ekstraksi biasanya digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan beda kelarutan antara satu zat dengan zat lain. Ekstraksi yang dilakukan  dengan pemisahan menggunakan alat sokhletasi memiliki kelebihan yaitu pelarut yang digunakan sedikit dan keefisienan  dari pelarut tersebut tinggi. Yang menjadi kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan pada senyawa yang titik didihnya rendah.
Sokhletasi merupakan proses pemisahan ( ekstrak padatan ) suatu bahan alam dengan palarut organik yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode ini digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak. Pada tahapan prosesnya, teknik sokhletasi ini hampir sama dengan partisi cair-cair, namun yang membedakannya adalah cara pemisahannya. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut organik. Setelah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dengan dihitung presentase kadar sampelnya.
Kemiri (Aleurites moluccana) adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan antarnegara dikenal sebagaicandleberry, Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat.


III.   ALAT DAN BAHAN
ALAT :
BAHAN :
·      Soxhlet
·      Heat-mantle
·      Labu didih
·      Gelas kimia
·      Waterbath
·      Lumpang dan alu porselen
·      Kertas saring
·      Batu didih
·      Selang
·      Picnometer
·      Kapas
·      Hot plate
·      Pipet tetes


·      Kemiri
·      n-heksan
·      Air kran


IV.  LANGKAH KERJA
1.      Dirangkai soxhlet.
2.      Kemiri ditumbuk hingga menjadi serpihan-serpihan halus, kemudian ditimbang sebanyak 100 gram.
3.      Disiapkan kertas saring untuk membungkus serpihan kemiri tersebut dan digulung. Bagian bawah ditutup / disumbat dengan kapas kemudian serpihan kemiri dimasukkan kedalam kertas saring dan bagian atas ditutup dengan kapas. Lalu bagian atas dan bawah kertas saring ditekuk sehingga serpihan kemiri dapat terbungkus dengan rapat.
4.      Bungkusan kemiri dimasukkan ke dalam soxhlet yang telah dirangkai. Saat memasukkan bungkusan, diusahakan masih terdapat rongga dalam soxhlet agar sirkulasi pelarut tidak terganggu.
5.      Dimasukkan pelarut n-heksan ke dalam labu didih dengan volume ± 2 kali volume soxhlet, kemudian dimasukkan batu didih ke dalam labu tersebut.
6.      Pemanas dihidupkan. Tunggu hingga terjadi proses refluks dan dibiarkan hingga mencapai 13 kali putaran (refluks).
7.      Setelah 13 kali refluks, kemudian pemanas dimatikan. Ditunggu hingga panas dari pemanas dan soxhlet berkurang. Kemudian lepas rangkaian soxhlet, diambil labu didih yang berisi pelarut bercampur minyak kemiri, lalu dinginkan labu didih dengan waterbath berisi air.
8.      Setelah dingin, seluruh isi labu didih dituangkan ke dalam gelas kimia dan diambil batu didihnya. Kemudian gelas kimia dipanaskan dengan hot plate agar seluruh pelarutnya dapat menguap sehingga yang tersisa hanyalah minyak kemiri.
9.      Setelah seluruh pelarutnya menguap, hot plate dimatikan. Gelas kimia yang berisi minyak kemiri tersebut kemudian didinginkan dengan waterbath berisi air.
10.  Jika sudah dingin, ditimbang massa gelas kimia yang berisi minyak kemiri tersebut. Untuk mengetahui massa minyak kemiri, pindahkan minyak kemiri ke wadah lain, dan ditimbang kembali massa gelas kimia yang telah kosong.


V.   TABEL PENGAMATAN
NO.
LANGKAH KERJA
PENGAMATAN
1.
Kemiri ditumbuk hingga halus dan ditimbang sebanyak 100 gram.
Serpihan kemiri berwarna kekuningan.
2.
Serpihan kemiri di bungkus dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam soxhlet.
Bungkusan kemiri tidak melebihi dan menutupi batas soxhlet.
3.
Dimasukkan pelarut n-heksan ke dalam labu didih dengan volume ± 2 kali volume soxhlet, kemudian dimasukkan batu didih ke dalam labu tersebut.

n-heksan tidak berwarna. Batu didih sebanyak 3 buah.
4.
Pemanas dihidupkan. Tunggu hingga terjadi proses refluks dan dibiarkan hingga mencapai 13 kali putaran (refluks).

Semakin banyak perputaran warna n-heksan berubah menjadi agak kekuningan.
5.
Setelah 13 kali refluks, kemudian pemanas dimatikan. Ditunggu hingga panas dari pemanas dan soxhlet berkurang. Kemudian lepas rangkaian soxhlet, diambil labu didih yang berisi pelarut bercampur minyak kemiri, lalu dinginkan labu didih dengan waterbath berisi air.

Larutan n-heksan bercampur minyak kemiri berwarna bening kekuningan.
6.
Setelah dingin, seluruh isi labu didih dituangkan ke dalam gelas kimia dan diambil batu didihnya. Kemudian gelas kimia dipanaskan dengan hot plate agar seluruh pelarutnya dapat menguap sehingga yang tersisa hanyalah minyak kemiri.

n-heksan menguap. Minyak kemiri menjadi lebih pekat.
7.
Setelah seluruh pelarutnya menguap, hot plate dimatikan. Gelas kimia yang berisi minyak kemiri tersebut kemudian didinginkan dengan waterbath berisi air.

Terjadi penurunan suhu minyak kemiri
8.
Jika sudah dingin, ditimbang massa gelas kimia yang berisi minyak kemiri tersebut
Massa gelas kimia= 94,74 gr
Massa minyak kemiri = 50,16 gr



VI.    PERHITUNGAN (TERLAMPIR
Massa minyak        = massa gelas kimia isi- massa gelas kimia kosong
                               = 144,9 gram – 94,74 gram
                               = 50,16 gram

         = 0,912

VII.   GAMBAR KERJA (TERLAMPIR)


VIII. PEMBAHASAN
Dalam praktikum tersebut terdapat beberapa hal yang perlu dibahas, antara lain :
1.      Saat menumbuk kemiri, terdapat sedikit minyak kemiri yang menempel di permukaan lumpang dan alu porselen, dan saat dimasukkan ke dalam gelas kimia, juga terdapat sedikit minyak kemiri yang menempel di dinding gelas kimia.
2.      Saat memasukkan serpihan kemiri ke dalam kertas saring, terdapat serpihan kemiri yang berceceran dimana-mana. Hal itu menyebabkan massa serpihan kemiri yang dimasukkan ke dalam kertas saring berkurang.
3.      Saat proses refluks sedang berlangsung, menjelang refluks yang ke-8 tiba-tiba permukaan pelarut yang ada di dalam labu didih menjadi tenang dan selang waktu beberapa detik kemudian pelarut naik dan menyembur dari atas pendingin liebig. Hal itu kemungkinan disebabkan karena tekanan panas yang terhambat karena telah adanya minyak kemiri yang bercampur dengan pelarut dan juga karena pengaturan suhu yang tinggi. Hal tersebut menjadikan proses ektraksi tidak berjalan dengan lancar.


IX.      KESIMPULAN
Dari praktikum diatas siswa dapat melakukan ekstraksi minyak kemiri dengan metode soxhletasi dengan massa kemiri 100 gram dan dihasilkan masa minyak kemiri 50,16 gram.

X.        DAFTAR PUSTAKA
1.      http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiri
2.      http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/04/ekstraksi-dengan-alat-soklet.html

Yogyakarta, 18 September 2014




0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar