Sabtu, 13 September 2014

Laporan Praktikum Bahan Bakar Minyak Kadar air Dalam Produk Minyak Bumi dan bahan Bitumen Lainnya ASTM D 95

Bismillah.. Saya post lagi laporan hasil praktikum saya ^^ Semoga bermanfaat dan menambah referensi bagi kita semua yaa ;)
Jangan lupa komentar hehe.. Baru aktif ngeblog lagi, soalnya aku kangen sama pak Guru yg nyuruh bikin Blog ;) 


A.    NAMA PRAKTIKUM
Kadar air dalam produk minyak bumi dan bahan bitumen lainnya ASTM D 95
                                                       
B.     TUJUAN
Melakukan pengujian kadar air dalam produk minyak bumi dan bahan bitumen lainnya

C.    DASAR TEORI
Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik dan diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai jenuh air di mana semua pori terisi air. Nilainya bisa secara volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis basah maupun basis kering.
Menetapkan cara uji kadar air dalam produk minyak dan bahan mengandung aspal (RC, MC, SC) dengan penyulingan (distillation), pada rentang kadar air antara 0% dan 25% terhadap volume. Cara uji secara ringkas memanaskan benda uji dengan bahan pelarut ke dalam labu gelas reflaks. Air yang mengembun terpisah dari uap pelarut dan turun secara terus menerus dari tabung pendingin ke tabung penerima. Air yang mengendap pada dinding tabung penerima berskala disatukan menggunakan batang pengaduk ke dalam tabung penerima. Bahan pelarut cair yang cocok digunakan untuk bahan yang diuji adalah pelarut aromatik, pelarut hasil sulingan minyak bumi, dan pelarut jenis spiritus. Umumnya disarankan jenis xylol teknis. Peralatan terdiri dari labu penyulingan, pemanas, dan peralatan gelas yang dimensi dan uraianya tersedia dalam ASTM E 123. Pengambilan contoh secara manual harus sesuai dengan ASTM D 4057 dan D 4177 untuk pengambilan contoh secara otomatis. Tata cara pencampuran terdapat dalam ASTM D 5854. Tanda skala pada tabung penampung atau penerima air harus disertifikasi atau diverifikasi menggunakan standar nasional atau internasional. Pemasangan peralatan tabung penerima lain juga harus dikaliberasi terlebih dahulu. Tahapan cara uji yang diuraikan mencakup persiapan benda uji, persiapan komponen peralatan, proses penyulingan, setelah selesai proses penyulingan, dan perhitungan. Laporan dan ketelitian hasil uji juga diatur dalam standar ini.
Xylene adalah hidrokarbon aromatik yang terdiri dari cincin benzena dengan dua substituen metil. Ketiga isomer xilena masing-masing memiliki rumus molekul C8H10, meskipun lebih informatif rumus semi-struktural C6H4 (CH3)2 umumnya juga digunakan. Xylenes ini adalah petrokimia utama, yang diproduksi oleh katalitik reformasi dan juga oleh karbonisasi batubara dalam pembuatan bahan bakar kokas. Mewakili sekitar 0,5-1% dari minyak mentah (tergantung pada sumbernya), xilena ditemukan dalam jumlah kecil dalam bahan bakar bensin dan pesawat. Xilena terutama diproduksi sebagai bagian dari aromatik BTX (benzene, toluene dan xilena) diekstrak dari produk catalytic reforming dikenal sebagai "reformate". Campuran adalah, cairan tak berwarna sedikit berminyak biasa ditemui sebagai pelarut. Itu bernama pada tahun 1851, yang telah ditemukan sebagai konstituen dari tar kayu. Beberapa juta ton yang dihasilkan setiap tahunnya. Pada tahun 2011, sebuah konsorsium global mulai pembangunan salah satu dunia tanaman xilena terbesar di Singapura.
Diesel adalah salah satu jenis bahan bakar minyak. Di Indonesia, Diesel lebih dikenal dengan nama solar. Diesel khusus digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel. Sebuah mesin yang diciptakan oleh Rudolf Diesel, dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering. Diesel digunakan dalam mesin diesel (mobil, kapal, sepeda motor, dll), sejenis mesin pembakaran dalam. Rudolf Diesel awalnya mendesain mesin diesel untuk menggunakan batu bara sebagai bahan bakar, namun ternyata minyak lebih efektif.    
D.    ALAT – ALAT DAN BAHAN
ALAT :
BAHAN :
-    Labu distilasi
-    Gelas ukur
-    Solar
-    Heating mantle
-    Selang
-  Xylene
-    Kondensor
-    Corong
-  Air
-    Perangkat kapasitas



E.     LANGKAH KERJA
1.      Disiapkan alat yang akan digunakan
2.      Dibersihkan dan dirangkai Alat uji kadar air dalam produk minyak bumi
3.      Dimasukan sampel (solar) ke dalam labu distilasi sebanyak 50ml
4.      Ditambahkan xylene sebanyak 50ml
5.      Dipanaskan alat uji selama 2 jam sambil dialirkan air pada pendingin liebig dengan selang
6.      Diatur kecepatan pemanasan sehingga tetesan dari ujung kondensor 2-5 tetes per detik
7.      Diukur volume air yang berada di dalam perangkap sampai pembagian skala terdekat

F.     GAMBAR KERJA
( Terlampir )

G.    DATA PENGAMATAN
-          Jumlah contoh             : 50 mL (solar)
-          Pelarut xylene             : 50 mL
-          Ekstraksi                     : 2 jam ( 08.10 – 10.10 )
-          Hasil pengamatan        :
·         Air terapung di trap    : 0 mL
·         Kadar air                     : 0 mL x 100% = 0%

H.    PEMBAHASAN
Dalam praktikum Pengujian kadar air dalam produk minyak bumi terdapat pembahasan yaitu :
1.      Warna air yang tercampur pada larutan hampir sama sehingga sulit untuk dibedakan
2.      Penyaluran air ke dalam pendingin liebig sedikit terhambat karena selang yang bocor
3.      Pengaturan pemanasan yang kurang teliti sehingga kecepatan titik dari ujung kondensor kurang sesuai



I.   KESIMPULAN
Dapat menguji kadar air produk minyak bumi solar dengan pelarut xylene dan dapat disimpulkan bahwa dalam produk minyak bumi tersebut tidak terdapat air atau kadar air = 0%





Guru Pembimbing


Cahyono Agus Widiyantoro, S.Pd. / Sulastri, M.Pd




Yogyakarta, 06 Juni 2014
Praktikan


Affnittya Activilia
14211 / 02



LAPORAN PRODUK MINYAK BUMI FLASH POINT DENGAN CAWAN TERTUTUP PENSKY-MARTEN ASTM D 93

Bismillah :) Hai kimchild.. Senang berbagi ilmu dengan saudara sekalian. Ini saya mempunyai laporan hasil praktikum yang sudah pernah saya lakukan semoga bermanfaat ya ;)


A.    NAMA PRAKTIKUM
Flash Point dengan Cawan tertutup Pensky-Marten ASTM D 93

B.     TUJUAN
Peserta didik dapat melakukan pengujian produk minyak bumi Flash point dengan Cawan tertutup Pensky-Marten ASTM D 93

C.    DASAR TEORI
Flash point (titik nyala)  adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala jika dikenai nyala uji (test flame) pada kondisi tertentu, klasifikasi Flash point adalah :
1.   Mudah terbakar (Titik Nyala Kurang dari 60,5 ° C / 140,9 ° F)
2.   Tidak mudah terbakar (Titik Nyala Lebih dari 60,5 ° C / 140,9 ° F)
Flash Point sering digunakan sebagai karakteristik deskriptif bahan bakar cair, dan juga digunakan untuk membantu mencirikan bahaya api dari cairan, selain itu Flash point berfungsi untuk :      1. Pelumas Baru
a. Mengindikasikan API / kinerja dari pelumas
   b. SAE / tingkat kekentalan dari pelumas
   c. Jenis pelumas tersebut (Mineral, Semi synthetic atau synthetic).
2. Pelumas Sudah pakai
   a. memberikan informasi hubungan kerja mesin dengan pelumas
 b. Usia pakai pelumas
Apabila pelumas sudah terkontaminan dengan bahan bakar yang masuk ke sistim pelumasan (Flash point akan rendah / mudah terbakar ) dan apabila pelumas sudah terkontaminan dengan air dari sistim pendinginan/pelumas yang terkena jelaga atau kerak  didalam mesin (Flash point akan tinggi / tidak mudah terbakar ).
Dalam pengujian Produk minyak bumi flash point perlu diperhatikan yaitu :
a.       Jika flash point < 230 °F /110 °C  gunakan nyala uji pada suhu 30-50 °F / 17-28 °C agar setiap kelipatan suhu 2 °F  berada dibawah flash
b.      Jika flash point > 230 °F /110 °C gunakan nyala uji pada suhu 30-50 °F / 17-28 °C agar setiap kelipatan suhu 5 °F  berada dibawah flash
Ketelitian Flash point cawan tertutup meliputi :
1.      Repitibilitas
a.       Flash point sampai 220 °F /104 °C                         4 °F / 2°C
b.      Flash point diatas 220 °F /104 °C                          10°F /5,5°C    
2.      Reprodusibilitas
a.       Flash point sampai 220 °F /104 °C                         6 °F / 3,5 °C
b.      Flash point diatas 220 °F /104 °C                          15°F / 8,5°C   
D.    ALAT – ALAT DAN BAHAN
ALAT :
BAHAN :
-    Alat Uji Flash point Pensky Marten ASTM D 93
-    Solar
-    Thermometer Raksa (0°C - 200°C)
-    Kaki Tiga
-    Pemanas Spritus
-    Lidi

E.     LANGKAH KERJA
1.      Dibersihkan dan dirangkai Alat uji Flash point dengan cawan tertutup
2.      Dibuka alat uji flash point cawan tertutup.
3.      Diisi Alat Uji Flash point dengan sample sampai tanda batas.
4.      Dimasukan dan dikunci pada alat uji flash point cawan tertutup
5.      Dipanaskan alat uji flash point sambil diaduk sampai mencapi titik dekat flash.
6.      Dinyalakan api dan didekatkan pada alat uji flash point cawan tertutup dan catatlah pengamatanya.

F.     GAMBAR KERJA (TERLAMPIR)

G.    PERHITUNGAN DAN DATA PENGAMATAN
No.
Data
Pengamatan
1.
Temperature Sample
30°C
2.
Suhu  1
57°C
3.
Suhu  2
59°C
4.
Suhu 3
64­­­oC
5.
Tekanan
748 mmHg

1.      Flash point terkoreksi 1
= C + {0,03°C / mmHg x ( 760 mmHg – P )}
= 57°C + {0,03°C / mmHg x ( 760 mmHg – 748 mmHg )}
= 57°C +{ 0,03°C / mmHg x 12 mmHg}
= 57°C + 0,36°C
= 57,36°C

2.      Flash point terkoreksi 2
= C + {0,03°C / mmHg x ( 760 mmHg – P )}
= 59°C + {0,03°C / mmHg x ( 760 mmHg – 748mmHg )}
= 59°C +{ 0,03°C / mmHg x 12 mmHg}
= 59°C + 0,36°C
= 59,36°C

3.      Flash point terkoreksi 3
= C + {0,03°C / mmHg x ( 760 mmHg – P )}
= 64°C + {0,03°C / mmHg x ( 760 mmHg – 748mmHg )}
= 64°C +{ 0,03°C / mmHg x 12 mmHg}
= 64°C + 0,36°C
= 64,36°C

4.      Rata-Rata Flash point terkoreksi
 
=   60,36 °C

5.      Selisih maksimum yang diperbolehkan
r = A  × x
r = 0,029 × 60,36
r = 1,75044

Pengamatan :
No
Flash Point Terkoreksi
Penyimpangan rata-rata
Tekanan
1.
57,36 °C
1,75044
748 mmHg
2.
59,36 °C
3.
64,36 oC

H.    PEMBAHASAN
Dalam praktikum Pengujian minyak bumi flash point dengan cawan tertutup terdapat pembahasan yaitu :
1.      Pemanas alat uji flash point yang tidak merata, seharusnya menggunakan Kompor tetapi diganti Pemanas Spritus

I.       KESIMPULAN
Dalam praktikum ini peserta didik dapat menguji produk minyak bumi flash point dengan cawan tertutup, yaitu bahan bakar solar dengan hasil uji flash point praktikum adalah 60,36°C. dan Penyimpangan rata-rata 1,75044.

J.      DAFTAR PUSTAKA
1.      Cheamistry.blogspot.com/2012/10/minyak-bumi.html?=1
2.      Ukmsttmigas.blogspot.com/2013/05/sigmifikasi-pengujian-minyak-solar.html?m=1
3.      Chemystrification.wordpress.com








Guru Pembimbing


Cahyono Agus Widiyantoro, S.Pd. / Sulastri, M.Pd
Yogyakarta, 04 Maret 2014
Praktikan


Affnittya Activilia

 Semoga Bermanfaat^^